Rumah Sakit Jiwa
Menghambat deteksi dini gangguan jiwa
Tetapi kasus yang terdata saat ini, kata Lahargo, “hanya puncak gunung es” dari kondisi yang sesungguhnya.
Penelitian di Yogyakarta membuktikan bahwa anggapan-anggapan seperti ini berkontribusi memicu keterlambatan pertolongan medis bagi orang dengan gangguan jiwa.
“Penyebabnya karena orang mencari pertolongan medis itu nomor sekian. Awal mulanya menganggap ini sifatnya spiritual, gifted, akhirnya mereka datang ke pengobatan alternatif, rohaniawan, yang membuat penyakit ini terlambat ditangani. Padahal setelah didalami dalam penelitian ini, ini adalah gangguan kejiwaan,” kata dia.
Sumber gambar, Getty Images
Penyangkalan dan klaim sepihak itu, menurut Dokter Lahargo, pada akhirnya membuat orang-orang yang mungkin mengidap gangguan jiwa menjadi sulit dideteksi dan tidak tertangani.
Keterlambatan penanganan medis itu kemudian menimbulkan risiko hilangnya fungsi dan produktivitas seseorang, rusaknya relasi sosial, bahkan dapat memicu tindak kriminal.
Riskesdas juga menunjukkan masih ada gap di atas 50% antara orang-orang yang membutuhkan terapi dengan orang-orang yang benar-benar menjalani terapi.
Penyebabnya lagi-lagi karena mitos dan anggapan di tengah masyarakat, pengabaian masalah gangguan jiwa, hingga klaim dan diagnosis sepihak.
"Saya tidak mengklaim bahwa semua yang indigo dan gifted itu gangguan jiwa, tapi setidaknya kan bisa deteksi dini. Alat untuk mendeteksinya kan ada, dan kalau itu sudah dilakukan, berarti kita sudah melakukan self awareness yang bisa mendorong seseorang mendapatkan pengobatan medis," jelas dia.
Oleh sebab itu, Lahargo mengatakan edukasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jiwa perlu lebih digencarkan.
Begitu pula dengan penyediaan akses layanan kesehatan mental yang lebih mudah dijangkau dan merata.
Ada dua orang pria yang keduanya sakit parah, menempati ruang rumah sakit yang sama. Yang satu diizinkan duduk di tempat tidurnya selama satu jam setiap sore untuk membantu mengalirkan cairan dari paru-parunya. Tempat tidurnya berada di sebelah jendela kamar. Dan yang lain harus menghabiskan waktunya, berbaring di tempat tidur.
Mereka berbicara berjam-jam. Mereka berbicara tentang istri dan keluarga mereka, rumah mereka, pekerjaan mereka, keterlibatan mereka dalam dinas militer, dan di mana mereka berlibur.
Dan setiap sore ketika pria yang tempat tidurnya dekat jendela bisa duduk, dia akan melewatkan waktu dengan menceritakan kepada teman sekamarnya semua hal yang bisa dilihatnya di luar jendela. Pria di tempat tidur lainnya mulai antusias dia dapat merasakan keindahan hidup walupun itu hanya untuk sekejab, di mana dunianya akan menjadi indah dan dimeriahkan oleh semua aktivitas dan keberagaman warna di luar jendela rumah sakit.
Jendela itu menghadap ke taman dengan danau yang indah. Bebek dan angsa bermain di air sementara anak-anak mengarungi perahu mereka. Pasangan muda-mudi berjalan bergandengan tangan dengan bunga dari setiap warna pelangi. Pohon tua yang besar menghiasi taman, dan pemandangan cakrawala kota bisa dilihat di kejauhan.
Ketika pria di dekat jendela menggambarkan semua ini dengan sangat detail, pria di sisi lain ruangan akan menutup matanya dan membayangkan pemandangan yang indah itu.
Suatu sore yang hangat, pria di dekat jendela itu menggambarkan sebuah parade yang lewat di bawah. Meskipun pria yang di sisi lain tidak bisa mendengar band – dia bisa melihatnya di pikirannya ketika pria di dekat jendela menggambarkannya.
Minggu berlalu. Suatu pagi, seorang perawat datang membawa air untuk mandi dan ia menemukan mayat pria di dekat jendela, yang meninggal dengan tenang dalam tidurnya. Dia sedih, dan memanggil petugas rumah sakit untuk membawa mayat itu pergi.
Segera setelah tampaknya tepat dalam beberapa hari, pria yang satunya bertanya apakah dia bisa dipindahkan ke dekat jendela. Lalu perawat itu dengan senang hati memindahkan pria itu, dan setelah memastikan dia merasa nyaman, dia meninggalkannya sendirian. Perlahan-lahan, dengan menahan rasa sakit, dia menyandarkan tubuhnya pada satu siku untuk melihat pertama kali ke dunia luar. Akhirnya, dia akan senang dengan melihatnya sendiri.
Dia bergerak perlahan untuk berbalik dan melihat ke luar jendela di samping tempat tidur. Ternyata jendela itu menghadap ke dinding kosong. Pria itu bertanya pada perawat mengapa teman sekamarnya yang meninggal itu menggambarkan hal-hal luar biasa di luar jendela ini. Perawat itu menjelaskan bahwa pria itu buta, dan bahkan tidak bisa melihat dinding. Lalu perawat itu berkata, “Mungkin dia hanya ingin memberimu semangat dan harapan.”
Stories adapted from http://www.motivational-well-being.com/motivational-stories-9.html)
Spesialis Kulit dan Kelamin
Kedokteran Umum, Universitas Indonesia
Spesialis Kulit dan Kelamin, Royal Netherlands Medical Association Rotterdam
Rumah Sakit Royal Taruma
Selasa, Jumat, Sabtu, Senin, Rabu
Cindy Rani Wirasti Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Royal Taruma Rumah Sakit Pluit Selasa, Jumat, Sabtu, Senin, Rabu 08:00 - 21:00
Kedokteran Umum, Universitas Kristen Indonesia
Rumah Sakit Gading Pluit
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu
Bambang Irawan Spesialis Paru Rumah Sakit Pluit Rumah Sakit Gading Pluit Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu 08:30 - 16:00
Selasa, Senin, Kamis, Jumat
Bambang Suwiryo Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pluit Rumah Sakit Husada Selasa, Senin, Kamis, Jumat 09:00 - 20:00
Spesialis Kulit dan Kelamin
Spesialis Kulit dan Kelamin, Universitas Diponegoro
Selasa, Rabu, Sabtu, Kamis
Julianna Spesialis Kulit dan Kelamin Spesialis Kulit dan Kelamin, Universitas Diponegoro Rumah Sakit Pluit Rumah Sakit Husada Selasa, Rabu, Sabtu, Kamis 08:00 - 20:00
Rumah Sakit Premier Bintaro
Selasa, Kamis, Jumat, Senin, Rabu, Sabtu
Darmawan Muljono Spesialis Saraf Kedokteran Umum, Universitas Kristen Indonesia Rumah Sakit Pluit Rumah Sakit Premier Bintaro Selasa, Kamis, Jumat, Senin, Rabu, Sabtu 08:00 - 20:00
Rumah Sakit Ibu dan Anak Santo Yusuf
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu
Nelson Edwin Pratama Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Columbia Asia - Pulomas Rumah Sakit Ibu dan Anak Santo Yusuf Rumah Sakit Pluit Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu 08:00 - 20:00
Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Senin, Sabtu
Michael Setiawan Spesialis Saraf Kedokteran Umum, Universitas Indonesia Spesialis Saraf, Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Pluit Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Senin, Sabtu 10:00 - 20:00
Rumah Sakit Ibu dan Anak Family
Senin, Rabu, Sabtu, Selasa, Jumat, Kamis
Andry Tangkilisan Spesialis Anak Spesialis Anak, University Santo Tomas Rumah Sakit Pluit Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family Rumah Sakit Ibu dan Anak Family Senin, Rabu, Sabtu, Selasa, Jumat, Kamis 09:00 - 21:00
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu
Tities Anggraeni Indra Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Rumah Sakit Pluit Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu 17:00 - 20:00
Spesialis Anak, Universitas Sam Ratulangi
Taufan Iskandar Wongdjaja Spesialis Anak Spesialis Anak, Universitas Sam Ratulangi Rumah Sakit Pluit